Aplikasi digital semakin dibutuhkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, mulai dari belanja, transportasi, akomodasi, pendidikan, sampai dengan hiburan. Memang, berbagai aplikasi yang ada saat ini menawarkan kemudahan yang memanjakan pengguna, mulai dari akses pencarian yang cepat, dukungan sistem pembayaran yang lengkap, hingga mengetahui ketertarikan pengguna berdasarkan apa yang biasa mereka cari di internet.
Tidak semua komponen dalam aplikasi tersebut dikembangkan sendiri oleh pemilik aplikasi. Selain memakan waktu yang lama, di beberapa komponen kompleksitasnya cukup tinggi. Misalnya, untuk sistem pembayaran yang mewajibkan pengembang untuk terdaftar dan comply terhadap regulasi. Untuk itu biasanya para pengembang aplikasi memanfaatkan platform infrastruktur yang disediakan pihak ketiga dan menghubungkannya ke aplikasi melalui mekanisme Open API.
API (Application Programming Interface) berperan penting untuk mendukung operasional aplikasi dan bekerja melalui sistem backend yang dimiliki. Salah satu contoh penyedia layanan Open API khususnya untuk keuangan adalah Finantier yang menyuguhkan sejumlah kemampuan layanan finansial untuk menjadi fintech-enabler bagi berbagai jenis aplikasi digital.
Apa itu Open API?
Definisi API adalah sebuah perangkat lunak yang bertugas menjembatani antara sistem aplikasi satu dengan lainnya sehingga menghadirkan sebuah konektivitas untuk tujuan tertentu. Contohnya, pada sebuah aplikasi p2p lending. Untuk memudahkan proses verifikasi, aplikasi p2p lending perlu menggandeng perusahaan pihak ketiga yang menyajikan layanan e-KYC dan instant verification. Maka, di modul registrasi pengguna, pengembang bisa menghubungkan fitur verifikasi dengan layanan e-KYC tersebut melalui mekanisme API.
Sementara Open API (atau Public API) adalah API yang bisa diakses oleh publik dan dapat diimplementasikan ke dalam sistem apapun. Kemampuan ini muncul berkat interoperabilitas sistem yang semakin luas dan standarisasi yang diterapkan oleh para pengembang. Hasilnya, Open API bisa beradaptasi dengan protokol standar yang biasa dijajakan oleh para penyedia layanan API. Adapun penyedia layanan API ini datang dari berbagai kalangan, termasuk fintech Open Finance, perbankan, perusahaan teknologi, dan lain sebagainya.
Selain Open API, ada juga jenis API lain yang saat ini banyak diadopsi. Mulai dari Private API yang menyediakan sistem konektivitas yang dikhususkan untuk kalangan terbatas. Ada juga API Partners yang hanya ditujukan oleh mitra yang telah memiliki izin khusus dari penyedianya.
Cara Kerja Open API
Secara umum tahapan pemrosesan Open API dimulai dengan proses request dari aplikasi, kemudian dari API melakukan request ke Server API, lalu dari server memberikan respons kepada aplikasi. Untuk memudahkan pemahaman, berikut ini ilustrasi dari detail tahapan yang ada dengan studi kasus layanan Verification dari Finantier untuk sebuah platform fintech:
- Pengguna akan masuk ke aplikasi lalu menggunakan fitur registrasi. Secara otomatis aplikasi akan mengaktifkan fitur Verification untuk membantu pengguna melakukan verifikasi data diri secara online.
- Permintaan dari pengguna atas fitur registrasi direspons oleh backend aplikasi dengan melakukan permintaan via akses ke layanan API Verification yang telah dihubungkan.
- API akan membuat sebuah request permintaan data ke server API โ dalam hal ini Server API memiliki kemampuan untuk memvalidasi data, melakukan rekognisi kartu identitas, dan sebagainya.
- Kemudian secara berkelanjutan API akan memberikan respons dari permintaan tersebut via API.
- Setelah sukses dan terkonfirmasi, API akan membuka jalur komunikasi antara aplikasi dengan Server penyedia API terkait request yang diminta.
- Pengguna akan mendapati pelayanan sesuai yang diinginkan.

Seluruh proses tersebut terjadi sangat cepat, bahkan penyedia Open API seperti Finantier memberikan jaminan kinerja dalam hitungan detik. Sehingga dari sisi pengguna tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan respons dari sistem server untuk mendapatkan data-data atau perintah yang diminta.
Manfaat Penerapan Open API
Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dengan pemanfaatan Open API, di antaranya:
- Efisiensi Proses Pengembangan Aplikasi
Pemanfaatan Open API memungkinkan pengembang untuk mendapatkan kemudahan dalam menghadirkan fitur-fitur kompleks ke dalam aplikasi. Pengembang tidak lagi perlu mengembangkan fungsionalitas tertentu dari nol, cukup menghubungkan layanan API ke dalam backend aplikasi. Sehingga pengembang dapat dialokasikan untuk fokus ke pengembangan layanan yang menjadi model bisnis utamanya dan fokus pada peningkatan pengalaman pengguna.
- Menghadirkan Fitur yang Lebih Kaya
Adanya Open API juga memungkinkan sebuah aplikasi memiliki ragam fitur yang lebih kaya, memungkinkan aplikasi menghadirkan fungsionalitas yang lebih banyak tanpa harus melakukan pengembangan secara spesifik. Contohnya, tanpa harus bersusah-payah menjalin kerja sama dengan banyak bank. Dengan memanfaatkan API sistem pembayaran (payment gateway), sebuah aplikasi bisa memungkinkan pengguna untuk melakukan pembayaran dari bank apapun yang terdaftar di Indonesia.
- Meningkatkan Kinerja Aplikasi
Pemrosesan fungsi atau fitur dari API sepenuhnya diproses melalui sistem server yang dimiliki API. Dengan demikian hal ini bisa meringankan sistem server dan basis data yang dimiliki aplikasi. Dengan utilisasi sumber daya server yang terjaga, akan berimplikasi pada kinerja aplikasi yang lebih ringan dan cepat โ memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pengguna.
- Meningkatkan Compliance
Layanan Open API juga memudahkan pengembang aplikasi untuk mendapatkan layanan yang memenuhi kepatuhan regulasi. Biasanya urusan ke regulasi โ pengujian, standardisasi, hingga jaminan keamanan โ akan dikelola oleh penyedia layanan API. Sehingga, pengembang tidak perlu repot lagi melakukan penyesuaian atau uji kelayakan untuk membuat sistemnya comply.
- Mengurangi Risiko terkait Keamanan
Dengan memastikan memilih mitra penyedia Open API yang berkualitas, pengembang aplikasi juga akan mendapatkan jaminan terkait keamanan sistem informasi dan privasi data. Contohnya yang dilakukan Finantier dengan sertifikasi ISO 27001:2013, menunjukkan komitmen mereka untuk menyediakan layanan API Fintech yang aman, dengan tata kelola manajemen dan operasional yang mengikuti standar global.
- Hemat Biaya dan Scalable
Efisiensi di proses pengembangan membuat beban biaya personalia untuk tim pengembang bisa dihemat, termasuk sumber daya infrastruktur seperti layanan komputasi awan, server, basis data, dan lain-lain. Selain itu, layanan Open API juga memiliki skalabilitas yang tinggi, mengikuti pertumbuhan dari bisnis itu sendiri. Sehingga ketika basis pengguna sudah semakin besar, maka kemampuan yang diberikan bisa mengikuti kebutuhan yang ada.
Open API untuk Fintech
Tahun 2021, Bank Indonesia meresmikan Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 23/15/PADG/2021 tentang Standar Nasional Open Application Programming Interface (SNAP) Pembayaran. Ini merupakan bagian dari inisiatif cepat biru sistem pembayaran Indonesia 2025, guna merevolusi sistem pembayaran di Indonesia. SNAP saat ini menjadi acuan pengembangan Open API pembayaran di Indonesia.
SNAP dapat dipandang sebagai angin segar untuk industri finansial, yang mengindikasikan keterbukaan regulator terkait pemanfaatan layanan Open API untuk mendukung bisnis.
Finantier sebagai pengembang platform Open Finance juga selalu mengedepankan kepatuhan dengan regulasi yang ada. Dengan Open API yang berstandar, kini Finantier menyajikan ragam produk keuangan yang dapat melengkapi fitur fintech di aplikasi digital, meliputi:
- Alternative Credit Scoring
- Account Aggregation
- Verification
- Recurring Payment
Masing-masing fitur tersebut dapat diterapkan di berbagai use case, mulai dari layanan fintech lending, personal finance, sampai dengan sistem pembayaran untuk aplikasi digital.